Hidupku berubah total setelah kecelakaan yang membuat tulang siku dan lengan kiriku patah. Ketika dokter menyarankan untuk memasang pen, aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya ingin lenganku sembuh dan bisa kembali normal. Namun, ada satu hal yang tidak kusangka: mitos-mitos aneh yang akan kudengar setelah operasi.
Salah satu yang paling sering disebut orang adalah, “Hati-hati, kalau punya pen di tubuh, nanti gampang tersambar petir!” Aku mendengar itu dari teman, tetangga, bahkan saudara. Awalnya, aku menertawakannya, tapi lama-lama aku mulai cemas juga.
Puncaknya adalah ketika aku harus pergi keluar rumah saat cuaca sedang buruk. Langit gelap, hujan mulai turun, dan petir menggelegar di kejauhan. Aku refleks memegangi lengan kiriku, tempat pen itu terpasang, sambil berusaha mencari tempat berlindung. Pikiran-pikiran aneh terus muncul, “Bagaimana kalau petir benar-benar menyambar pen ini? Apakah aku aman?”
Kecemasan itu akhirnya membuatku memberanikan diri bertanya langsung pada dokter yang menangani operasiku. Dengan santai, ia menjawab, “Tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali. Pen di tulang tidak membuatmu lebih rentan tersambar petir.” Dokter menjelaskan bahwa bahan pen yang biasa digunakan titanium atau stainless steel bukan konduktor petir seperti antena atau kawat. Terlebih lagi, posisi pen yang berada di dalam tubuh tidak memungkinkan menjadi jalur bagi arus listrik.
Penjelasan itu sangat melegakanku. Aku merasa bodoh pernah mempercayai mitos itu. Tapi aku sadar, mitos-mitos seperti ini sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang tubuh manusia dan teknologi medis.
Kini, aku tidak lagi takut berdiri di tempat terbuka saat hujan, meskipun tetap berhati-hati. Pengalaman ini memberiku pelajaran penting: jangan biarkan rasa takut menguasai diri hanya karena mendengar sesuatu yang tidak jelas kebenarannya.
Hidup dengan pen di tulang siku dan lengan kiri memang tidak selalu mudah, tapi aku belajar untuk menerima kenyataan ini dengan lebih tenang. Dan jika ada yang bertanya tentang mitos petir lagi, aku akan menjawab dengan yakin, “Tenang saja, itu cuma mitos!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar