Sabtu, 08 Februari 2025

Learning Self-Confidence from a Little Bird

In a dense forest, there lived a little bird named Pipit. Pipit was known as a shy bird who always felt inadequate. She avoided flying high because she was afraid of falling. Even when other birds soared together, enjoying the beauty of the sky, Pipit stayed perched on a branch, watching them with envy.


One day, a great eagle noticed Pipit sitting quietly on a tree. The eagle flew closer and asked, "Why don't you fly with the others?"


With a soft voice, Pipit replied, "I'm scared. My wings are small, and I might fall."


The eagle chuckled softly and said, "Did you know? I used to be afraid of flying too. I fell from the sky many times, damaging my feathers. But that's what made my wings strong. You'll never know how far you can go unless you try."


The eagle's words lingered in Pipit's mind. The next day, she flapped her wings and leaped from the branch. At first, she glided low, almost hitting the ground. But she kept trying. Little by little, she flew higher.


Days turned into weeks, and Pipit finally dared to fly as far as the other birds. She might not have been as strong as the eagle or as fast as the hawk, but she found joy in her courage to try and conquer her own fears.


Pipit learned that self-confidence doesn't come from being perfect but from the bravery to start, even when you're scared.


Pipit's story reminds us all: 

If you feel afraid or lack confidence today, remember that every small step brings you closer to a stronger version of yourself. Don't be afraid to try because only by trying will you discover how far you can truly fly.


Be yourself

 We often feel the pressure to move quickly, to always be busy, and to keep up with others. But it's important to remember that's okay to slow down. You don't need to rush through everything. Taking your time allows you to enjoy the little things and appreciate the present moment.


Slowing down doesn't mean you are lazy or unmotivated. But, it is mean you are listening your body and mind, taking care of your being, and giving yourself the space to race. You are still making progress, even it is feels like you are moving slowly. Sometimes, the best way to move forward is by pausing, breathing, and taking one step at a time.


Remember, everyone's journey is different. Don't compare your progress to others. Just because someone else seems to be going faster, doesn't mean they are ahead of you. Trust your own pace and be kind to yourself. It's ok to go slow. What matters most is that you are moving forward in your own time.


So, if you ever feel  overwhelmed or like you are falling behind, take a deep breath and remind yourself that it's ok to slow down. Progress is not about speed, it's about consistency and taking care of  yourself along the way. You are doing, just fine... 🥰


Kamis, 06 Februari 2025

Penyebutan Huruf yang Sama Tapi Beda Makna dalam Bahasa Inggris

Dalam Bahasa Inggris, ada banyak kata yang ejaannya sama atau pengucapannya mirip, tapi artinya berbeda. Kata-kata ini sering disebut homophones (bunyi sama, beda arti) atau homographs (ejaan sama, beda arti atau cara baca). Untuk memahami lebih baik, berikut penjelasan lengkap dengan contoh dan cara pengucapannya.

---


1. Homophones: Kata yang Terdengar Sama, Tapi Beda Makna


Homophones adalah kata yang pengucapannya sama, tetapi artinya berbeda. Ejaan mereka bisa berbeda.


Contoh Homophones:


Write (/raɪt/) = menulis


> "I will write a letter."


Right (/raɪt/) =benar atau kanan


> "You are right about the answer."


Pair (/peə(r)/) = sepasang


> "I bought a pair of shoes."


Pear (/peə(r)/) = buah pir


> "I love eating a pear."


Sea (/siː/) =laut


> "We will sail across the sea."


See (/siː/) =melihat


> "I see a bird in the sky."



> Tips Belajar Homophones:


Perhatikan konteks kalimat. Kata-kata ini menjadi jelas jika kamu memahami artinya dari situasi pembicaraan.


Gunakan aplikasi seperti Google Translate untuk mendengar cara bacanya.

---


2. Homographs: Ejaan Sama, Cara Baca atau Arti Berbeda


Homographs adalah kata yang memiliki ejaan sama, tetapi pengucapan atau artinya berbeda, tergantung konteks kalimat.


Contoh Homographs:


1. Bow


/bəʊ/ → Membungkuk:


> "He gave a bow to the audience."


/baʊ/ → Busur (untuk memanah):


> "The archer used a bow to shoot the arrow."


2. Tear


/tɪə(r)/ → Air mata:


> "She shed a tear during the sad movie."


/teə(r)/ → Merobek:


> "Be careful not to tear the paper."


3. Wind


/wɪnd/ → Angin:


> "The wind is strong today."


/waɪnd/ → Memutar:


> "Please wind the clock before leaving."


> Tips Belajar Homographs:


Fokus pada pengucapan. Gunakan kamus online seperti Cambridge untuk mendengar pelafalan yang benar.


Baca kata-kata ini dengan kalimat agar lebih mudah diingat.

---


3. Kenapa Penting Memahami Perbedaan Ini?


Salah menggunakan homophones atau homographs bisa menyebabkan salah paham. Misalnya:


Jika kamu berkata, "I bought a pair of fruits," (sepasang buah) padahal maksudnya "I bought a pear," (buah pir), orang bisa bingung.


Atau dalam homographs:


"I feel a strong wind." (angin)

Jika kamu salah baca menjadi /waɪnd/, artinya akan menjadi sesuatu yang harus diputar!

---


4. Cara Cepat Memahami dan Mengingatnya


1. Gunakan Audio atau Video

Belajar dari podcast, video, atau aplikasi kamus untuk mendengar pelafalan dan artinya.


2. Buat Daftar Homophones dan Homographs

Tuliskan daftar kata yang sering digunakan, lalu buat contoh kalimatnya. Misalnya:


Right: "I was right about the test."


Write: "I will write a story."


3. Latihan Membaca Kalimat dengan Konteks

Contoh:


"The wind blew the leaves away."


"I need to wind the rope around the pole."


4. Flashcards atau Game

Buat flashcards dengan satu sisi kata dan sisi lain artinya. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi permainan kosakata.

---


Contoh Latihan Cepat


Coba tebak arti dan cara baca kata-kata berikut berdasarkan kalimat:


1. "I need to tear the paper to make it fit."


Tear = ? (Arti: Merobek; Cara baca: /teə(r)/)


2. "There was a tear on her cheek after the movie."


Tear = ? (Arti: Air mata; Cara baca: /tɪə(r)/)


3. "Please wind the clock carefully."


Wind = ? (Arti: Memutar; Cara baca: /waɪnd/)


4. "The wind was blowing strongly outside."


Wind = ? (Arti: Angin; Cara baca: /wɪnd/)


---


Kesimpulan


Belajar tentang homophones dan homographs memang menantang, tetapi sangat penting untuk memperkaya kemampuan berbahasa Inggris. Dengan mendengarkan, membaca, dan berlatih secara rutin, kamu akan terbiasa dan makin percaya diri dalam penggunaannya.


Selamat belajar, dan ingat: Practice makes perfect! 🥰


Rahasia Lancar "Speaking" Bahasa Inggris Tanpa Rasa Malu

Berbicara dalam bahasa Inggris bisa terasa menakutkan, terutama jika kita merasa takut salah atau takut dinilai. Tapi semua orang yang lancar berbahasa Inggris pernah ada di posisi itu. Tidak ada yang langsung sempurna! Di artikel ini, aku akan membagikan beberapa rahasia yang bisa membantumu lancar berbicara bahasa Inggris tanpa rasa malu.


1. Ubah Pola Pikir: Salah Itu Wajar


Langkah pertama adalah menerima bahwa salah itu bagian dari proses belajar. Orang yang lancar berbicara pun pernah melakukan kesalahan. Jika kamu takut salah, kamu justru akan ragu untuk mencoba. Ingat, kesalahan adalah guru terbaik!


> Tips: Daripada fokus pada kesalahan, fokuslah pada pesan yang ingin kamu sampaikan. Orang lain lebih peduli pada apa yang kamu katakan daripada bagaimana cara kamu mengatakannya.


2. Berlatih Sendiri di Depan Cermin


Mulailah berbicara sendiri di depan cermin. Cara ini efektif untuk melatih ekspresi wajah, intonasi, dan percaya diri. Pura-puralah kamu sedang berbicara dengan orang lain.


> Contoh: Pilih topik sederhana, seperti memperkenalkan diri. 

"Hi, my name is Miyu. I’m from Makassar, and I love writing articles about learning English."


3. Gunakan Kalimat Sederhana


Jangan terlalu memaksakan diri untuk berbicara dengan kalimat kompleks. Mulailah dengan kalimat sederhana yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.


> Contoh:


"How are you?"


"What are you doing?"


"Can you help me, please?"


Dengan membiasakan diri menggunakan kalimat-kalimat ini, kamu akan lebih percaya diri untuk berbicara.


4. Tiru Cara Berbicara "Native Speaker"


Dengarkan cara native speaker berbicara, baik dari film, podcast, atau video di YouTube. Perhatikan intonasi, pengucapan, dan cara mereka menyusun kalimat. Kemudian, coba tiru!


> Tips: Gunakan subtitle pada awalnya, lalu coba ulangi kalimat yang mereka ucapkan dengan intonasi yang sama.


5. Latihan dengan Orang yang Tepat


Carilah teman atau komunitas yang mendukung proses belajarmu. Hindari orang yang suka mengkritik tanpa memberikan solusi. Dengan berbicara dengan orang yang sabar dan mendukung, kamu akan lebih nyaman mencoba.


> Contoh: Cari teman belajar bahasa Inggris di aplikasi seperti HelloTalk atau bergabung di grup diskusi bahasa Inggris.


6. Rekam dan Dengarkan Suaramu Sendiri


Rekam dirimu saat berbicara bahasa Inggris. Dengarkan hasil rekamannya untuk mengevaluasi pengucapan dan intonasi. Cara ini mungkin terasa canggung di awal, tapi sangat efektif untuk melihat perkembanganmu.


7. Pelajari Frasa, Bukan Kata Per Kata


Daripada menghafal kata satu per satu, fokuslah pada frasa atau ungkapan yang sering digunakan. Dengan begitu, kamu tidak perlu memikirkan tata bahasa terlalu banyak saat berbicara.


> Contoh Frasa Umum:


"I don’t understand."


"What do you mean?"


"Could you repeat that, please?"



8. Gunakan Bahasa Inggris Setiap Hari


Lakukan hal kecil dalam bahasa Inggris setiap hari. Misalnya, coba bercerita tentang kegiatan harianmu, mendeskripsikan benda di sekitarmu, atau berbicara dengan dirimu sendiri dalam bahasa Inggris.


> Tips: Mulailah dengan 5 menit sehari, lalu tingkatkan durasinya secara bertahap.


9. Ikuti Kelas atau Grup Percakapan Bahasa Inggris


Bergabung dalam kelas atau komunitas percakapan akan membantumu berlatih berbicara dengan orang lain. Dalam grup ini, kamu bisa belajar dari kesalahan orang lain dan mendapatkan masukan yang membangun.


> Rekomendasi: Cari kelas online atau offline di kotamu yang fokus pada speaking.


10. Nikmati Proses Belajar


Terakhir, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Nikmati setiap langkah yang kamu ambil. Ketika kamu rileks dan menikmati proses kamu akan lebih cepat menguasai Bahasa Inggris.


> Motivasi: Orang yang kamu ajak bicara tidak peduli seberapa sempurna Bahasa Inggrismu. Mereka akan menghargai usahamu untuk belajar dan berkomunikasi.


Kesimpulannya adalah;


Lancar berbicara Bahasa Inggris membutuhkan keberanian, latihan, dan kesabaran. Jangan pernah berhenti mencoba, karena setiap usaha kecilmu akan membawa perubahan besar. Ingat, rasa percaya diri adalah kunci utama!


Jadi, jangan takut lagi. Mulai berbicara Bahasa Inggris sekarang juga, dan lihat bagaimana kemampuanmu berkembang dari waktu ke waktu. Semangat belajar!  🥰


Tips Cepat Memahami Tenses dalam Bahasa Inggris

Belajar tenses sering menjadi tantangan bagi banyak orang yang ingin menguasai bahasa Inggris. Ada 12 tenses utama, dan sering kali ini terlihat rumit. Tapi jangan khawatir, aku pernah merasa kesulitan juga, sampai akhirnya menemukan cara sederhana untuk memahami tenses. Dalam artikel ini, aku akan berbagi tips cepat yang bisa membantu kamu mempelajari tenses dengan lebih mudah.


1. Kenali Konsep Dasar Tenses


Tenses adalah cara untuk menunjukkan waktu kejadian:


  • Past: Kejadian di masa lalu.
  • Present: Kejadian yang terjadi sekarang atau kebiasaan.
  • Future: Kejadian yang akan datang.


Setiap waktu ini memiliki empat bentuk:


Simple: Kejadian biasa.


Continuous: Kejadian yang sedang berlangsung.


Perfect: Kejadian yang sudah selesai.


Perfect Continuous: Kejadian yang dimulai di masa lalu dan masih berlangsung.



Memahami pola ini akan membuat tenses terlihat lebih terorganisir.


2. Mulai dari Tenses yang Paling Sering Digunakan


Tidak semua tenses digunakan setiap saat. Fokuslah pada tenses yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari:


Simple Present: I eat rice every day.


Present Continuous: I am eating rice now.


Simple Past: I ate rice yesterday.


Simple Future: I will eat rice tomorrow.



Latih penggunaannya dalam kalimat sederhana sampai kamu benar-benar paham.


3. Gunakan Rumus sebagai Panduan


Rumus tenses bisa menjadi panduan cepat untuk memahami pola kalimat. Berikut adalah beberapa contoh:


Simple Present: Subject + Verb 1 (s/es) + Object.

She works every day.


Simple Past: Subject + Verb 2 + Object.

He went to school yesterday.


Future Simple: Subject + Will + Verb 1 + Object.

They will travel tomorrow.



Buat tabel rumus untuk semua tenses dan tempelkan di dinding belajar. Ini akan membantu kamu mengingatnya dengan lebih cepat.


4. Gunakan Visualisasi Timeline


Cobalah membayangkan garis waktu untuk setiap tenses. Misalnya:


Simple Past berada di sebelah kiri (masa lalu).


Present Continuous berada di tengah (sekarang).


Future Perfect berada di ujung kanan (selesai di masa depan).



Dengan memvisualisasikan tenses seperti ini, kamu bisa lebih mudah memahami kapan dan bagaimana menggunakannya.


5. Latihan dengan Kalimat Sederhana


Buatlah kalimat sederhana dengan setiap tenses. Misalnya:


Simple Present: I read books.


Present Continuous: I am reading a book.


Simple Past: I read a book yesterday.


Future Simple: I will read a book tomorrow.



Kembangkan kalimat sesuai kegiatan sehari-hari. Dengan begitu, tenses menjadi lebih relevan dan mudah dipahami.


6. Gunakan Lagu dan Film


Banyak lagu dan dialog film menggunakan tenses yang berbeda. Misalnya, lagu-lagu cinta biasanya menggunakan Simple Past atau Present Perfect. Cobalah mendengarkan lagu atau menonton film sambil mencatat kalimat dan tenses yang digunakan.


7. Latihan dengan Soal Online


Ada banyak situs atau aplikasi gratis yang menyediakan latihan soal tenses. Dengan mengerjakan latihan ini, kamu bisa memahami pola penggunaan tenses dalam berbagai konteks.


8. Praktikkan dalam Percakapan


Cara terbaik untuk menguasai tenses adalah dengan menggunakannya dalam percakapan. Tidak perlu takut salah. Misalnya:


What are you doing now? (Present Continuous)


What did you do yesterday? (Simple Past)


What will you do tomorrow? (Future Simple)



Semakin sering kamu berlatih, semakin mudah kamu menguasai tenses.


9. Belajar Sedikit tapi Konsisten


Tidak perlu mempelajari semua tenses dalam satu waktu. Fokuslah pada satu tenses setiap minggu dan latih penggunaannya. Misalnya, minggu ini fokus pada Simple Present, lalu minggu berikutnya Simple Past.


10. Buat Cerita dengan Berbagai Tenses


Cobalah membuat cerita pendek yang menggunakan berbagai tenses. Misalnya:


Yesterday, I went to the park (Simple Past). I saw some kids who were playing soccer (Past Continuous). I think I will go there again tomorrow (Future Simple).



Kesimpulan:


Memahami tenses memang membutuhkan waktu, tapi dengan langkah kecil dan konsistensi, kamu pasti bisa menguasainya. Ingat, tidak perlu merasa terbebani. Nikmati prosesnya dan fokus pada latihan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.


Semoga tips ini membantu kamu belajar tenses dengan lebih mudah dan cepat! Selamat mencoba! 🥰


Rabu, 05 Februari 2025

Self-Respect: Perjalanan Menghargai Diri Sendiri

Ada saat dalam hidupku ketika aku merasa diriku kecil. Aku terlalu sering menomorsatukan kebutuhan orang lain, bahkan ketika itu berarti mengorbankan diriku sendiri. Aku pikir itulah cara terbaik untuk mendapatkan cinta dan penerimaan dari orang-orang di sekitarku. Tapi semakin lama, aku justru merasa lelah dan kehilangan arah.


Suatu malam, setelah semua kesibukan harian selesai, aku duduk sendiri di kamar. Aku menatap bayanganku di cermin dan bertanya, "Apa aku bahagia?" Jawabannya tidak langsung datang, tapi aku tahu ada sesuatu yang salah. Aku terlalu sibuk mencari validasi dari orang lain, hingga lupa bahwa diriku juga layak dihormati, terutama oleh diriku sendiri.


Di sinilah perjalanan self-respect dimulai. Aku mulai memahami bahwa menghargai diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional. Aku belajar mengatakan “tidak” pada hal-hal yang melukai atau merugikanku, meskipun terkadang itu berarti aku harus melepas beberapa hubungan atau kebiasaan yang sudah lama ada.


Aku juga mulai merawat diriku lebih baik, tidak hanya secara fisik, tapi juga emosional. Aku belajar memberi waktu untuk diriku sendiri untuk membaca, menulis, atau hanya menikmati secangkir kopi tanpa merasa bersalah karena tidak produktif. Aku menyadari bahwa diriku juga pantas mendapatkan kebahagiaan dan perhatian, sama seperti orang lain.


Salah satu pelajaran terbesar dari perjalanan ini adalah memahami bahwa tidak semua orang akan menyukai atau menghargai kita, dan itu tidak apa-apa. Penghargaan terhadap diriku tidak harus datang dari luar; itu harus dimulai dari dalam. Ketika aku mulai menerima diriku apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya aku merasa lebih damai.


Self-respect bukan tentang menjadi sempurna atau selalu benar. Ini adalah tentang menerima dirimu dengan tulus, menetapkan batasan yang sehat, dan memperlakukan dirimu dengan cinta dan penghormatan yang sama seperti yang kau berikan kepada orang lain.


Perjalananku belum selesai, tapi aku bangga dengan sejauh mana aku telah melangkah. Aku kini hidup dengan keyakinan bahwa diriku berharga, dan aku tidak perlu membuktikan itu kepada siapa pun.


Untukmu yang sedang membaca ini, aku ingin mengingatkan: kau berharga. Jangan biarkan siapa pun membuatmu merasa sebaliknya. Hargai dirimu sendiri, cintai dirimu, dan percayalah, saat kau menghormati dirimu, dunia akan melihat dan mulai menghormatimu juga. Self-respect adalah langkah pertama menuju hidup yang lebih bermakna dan bahagia.


Mitos Pen di Tulang Rentan Tersambar Petir

Hidupku berubah total setelah kecelakaan yang membuat tulang siku dan lengan kiriku patah. Ketika dokter menyarankan untuk memasang pen, aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya ingin lenganku sembuh dan bisa kembali normal. Namun, ada satu hal yang tidak kusangka: mitos-mitos aneh yang akan kudengar setelah operasi.


Salah satu yang paling sering disebut orang adalah, “Hati-hati, kalau punya pen di tubuh, nanti gampang tersambar petir!” Aku mendengar itu dari teman, tetangga, bahkan saudara. Awalnya, aku menertawakannya, tapi lama-lama aku mulai cemas juga.


Puncaknya adalah ketika aku harus pergi keluar rumah saat cuaca sedang buruk. Langit gelap, hujan mulai turun, dan petir menggelegar di kejauhan. Aku refleks memegangi lengan kiriku, tempat pen itu terpasang, sambil berusaha mencari tempat berlindung. Pikiran-pikiran aneh terus muncul, “Bagaimana kalau petir benar-benar menyambar pen ini? Apakah aku aman?”


Kecemasan itu akhirnya membuatku memberanikan diri bertanya langsung pada dokter yang menangani operasiku. Dengan santai, ia menjawab, “Tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali. Pen di tulang tidak membuatmu lebih rentan tersambar petir.” Dokter menjelaskan bahwa bahan pen yang biasa digunakan titanium atau stainless steel bukan konduktor petir seperti antena atau kawat. Terlebih lagi, posisi pen yang berada di dalam tubuh tidak memungkinkan menjadi jalur bagi arus listrik.


Penjelasan itu sangat melegakanku. Aku merasa bodoh pernah mempercayai mitos itu. Tapi aku sadar, mitos-mitos seperti ini sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang tubuh manusia dan teknologi medis.


Kini, aku tidak lagi takut berdiri di tempat terbuka saat hujan, meskipun tetap berhati-hati. Pengalaman ini memberiku pelajaran penting: jangan biarkan rasa takut menguasai diri hanya karena mendengar sesuatu yang tidak jelas kebenarannya.


Hidup dengan pen di tulang siku dan lengan kiri memang tidak selalu mudah, tapi aku belajar untuk menerima kenyataan ini dengan lebih tenang. Dan jika ada yang bertanya tentang mitos petir lagi, aku akan menjawab dengan yakin, “Tenang saja, itu cuma mitos!”

Jumat, 31 Januari 2025

DULU 🧕🏻

Dulu aku melihat dunia dalam garis tegas. benar atau salah, baik atau buruk. Tapi setelah banyak pembelajaran yang kulalui, aku sadar bahwa hidup bukan hanya hitungan mutlak. Melainkan ruang abu-abu yang di penuhi luka, harapan, kehilangan, dan kebangkitan. Aku belajar bahwa tak semua yang menyakitkan adalah hukuman, tak semua yang indah adalah berkah. Kadang yang menyakiti justru memberi pembelajaran dan yang pergi justru menyelamatkan. Kini, aku melihat bukan untuk menilai tapi untuk memahami. Bukan untuk melawan tapi untuk menerima. Sebab hidup bukan tentang menang atau kalah. Tapi tentang bagaimana kita tetap berjalan meski dengan hati yang pernah berdarah. 

Minggu, 26 Januari 2025

Mengapa Shalat disebut sebagai kunci keberkahan hidup?

Aku pernah mendengar kalimat yang begitu indah "perbaiki shalatmu, maka Allah akan memperbaiki hidupmu". Awalnya aku merasa itu hanya nasihat biasa. Tapi, semakin aku renungi kalimat itu seperti mengungkap sesuatu yang sering aku abaikan. Aku juga pernah mendengar Ustadz Adi Hidayat berkata, "Shalat itu bukan sekedar kewajiban, tapi kunci keberkahan hidup. Saat shalatmu benar, seluruh aspek hidupmu akan mengikuti". Pernyataan ini membuatku bertanya lebih jauh, Apa sebenarnya hubungan antara shalat dan hidup yang lebih baik? 


Awalnya aku sering punya banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin shalat yang "hanya" berdiri, ruku, dan sujud mempengaruhi jalan hidup kita? Mengapa Shalat bisa jadi sumber kekuatan di tengah semua ujian? Ternyata jawabannya sederhana Shalat adalah cara Allah mengajari kita arti tunduk, sabar, dan percaya. Ketika kamu benar-benar menghadirkan hatimu dalam shalat, kamu sedang menyerahkan semua beban kepada Allah. Sujud mu menandakan bahwa kamu tidak pernah sendiri.


Ustadz Adi Hidayat pernah menjelaskan, "dalam setiap gerakan shalat, ada harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Ketika kamu takbir, kamu sedang meninggalkan dunia dan fokus kepada Allah. Saat ruku', kamu belajar merendahkan hati dan mengakui kebesaran-NYA. Dan saat sujud kamu berada di titik terendah sebagai hamba, tapi justru paling dekat dengan Tuhan. Disanalah semua doa begitu tulus dan semua harapan menemukan arah". 


Tapi aku sadar, memperbaiki shalat bukan berarti hidup lansung sempurna. Hidup akan tetap penuh ujian, tapi bedanya hati kita tetap tenang. Shalat adalah jangkar yang menahan kita dari tenggelam ditengah gelombang masalah. Saat sholatmu menjadi kebutuhan, bukan sekedar rutinitas, kamu akan merasakan perubahan besar. Perlahan, hidupmu akan terasa lebih bermakna dan keberkahan akan datang diwaktu yang tepat.


Jadi, coba tanya dirimu sendiri, bagaimana shalatmu hari ini? Apakah hanya sekedar gerakan atau sudah menjadi percakapan penuh makna dengan Allah SWT? Jika hidupmu terasa berat, mungkin sudah saatnya kamu kembali kembali kepada Allah, berserah diri, perbaiki shalatmu, karena disetiap Takbir dan sujudmu ada janji Allah untuk memperbaiki hidupmu. Bukankah itu yang sebenarnya kita inginkan?


Jangan lupa shalat yaa guys! 🥰 

Kamis, 23 Januari 2025

Pernahkah kalian merasa hidup kalian selalu tertinggal dari orang lain?

 Ya Allah, mengapa aku selalu gagal dan terlambat jika dibandingkan dengan teman-temanku? 


Terlambat sukses 

Terlambat nikah

Terlambat punya anak

Gagal dalam pernikahan 

Kenapa jalanku selalu tidak mudah?


Pernah ga kamu pikir, mungkin Allah memang sengaja memberimu waktu lebih lama, bukan karena gagal dan terlambat tapi karena Allah ingin memberimu cerita yang berbeda.

Ingat, setiap orang punya timeline nya sendiri. Yang terlihat cepat bukan berarti yang terbaik, dan yang terlihat lambat bukan berarti gagal.


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui ". 

(Q.S. Al-Baqarah:216)


Kadang jalan yang panjang itu justru membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat, bayangkan apa jadinya jika semua hal terjadi begitu mudah?

Mungkin kita ga akan belajar apa-apa.

Rasulullah SAW bersabda:

"Ketahuilah bahwa apa yang ditakdirkan luput darimu, tidak akan pernah menimpamu. Dan apa yang ditakdirkan menimpamu, tidak akan pernah luput darimu"

(HR. Ahmad)


Berhentilah melihat bahwa rumput tetangga lebih hijau. Bisa jadi rumput mu jauh lebih cerah,  tapi kau tak sempat melihatnya karena sibuk memandang ke rumput orang lain. Fokuslah pada proses dirimu dan nikmati prosesnya. 

Rasulullah SAW bersabda:

"Lihatlah kepada orang yang berada dibawah mu, dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas mu, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu" 

(H.R. Muslim)


Jalan yang terasa berat adalah cara Allah mempersiapkan mu untuk sesuatu yang lebih besar, lebih indah, dan lebih bermakna. Karena setiap perjuangan akan membawa keberkahan di akhirnya. 

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan " 

(QS. Al-Insyirah:5-6)


Jadi jangan bandingkan perjalananmu dengan orang lain. Tetap melangkah, tetap berusaha, tetap berdoa. Percayalah Allah punya rencana terbaik untukmu. 😊

"Dan apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap". 

(QS. Al-Insyirah:7-8)






Tolong tetap hidup, meski dunia kerap membujuk untuk menghilang, Aku

Tolong tetaplah hidup...

Meski dunia kerap membujuk mu untuk menyerah dan mengakhiri semuanya. Kadang, ia menggoda mu untuk berhenti, membujuk mu meletakkan semua beban, menyerah dalam diam begitu menggema.

Tak apa jika langkah mu gontai, jika senyummu sesekali lelah. Tak apa jika harimu terasa berat dan malam-malam mu terasa senyap. Yang penting kamu masih ada. 🙂


Mari kita cari secercah harapan, sekecil apapun itu. Mungkin secangkir matcha hangat di pagi yang mendung, atau mie ayam dengan topping baru yang belum pernah kamu coba. Bayangkan, kuahnya harum mengepul dengan rasa yang menyelimuti seluruh lelah mu. Atau pikirkan varian Indomie baru yang entah apa rasanya. Mungkin, rasa itu akan membuatmu tertawa kecil, bingung, bahkan protes, tapi bukankah itu tanda kamu masih hidup?


Tolong tetaplah hidup...

Ada senja yang belum kau lihat dengan warna jingga beradu biru. Ada suara hujan dari jendela memanggilmu untuk diam dan mendengarkan. Ada tawa yang mungkin belum kau dengar, mungkin dari seseorang yang kelak mencintaimu tanpa syarat. 


Mungkin itu terdengar bodoh. Betapa kecilnya alasan-alasan itu dibandingkan dengan beratnya beban yang sering dirasakan. Tapi bukankah justru hal-hal kecil itu yang sering menyelamatkan kita?


Dunia ini seringkali kejam, aku tak akan membohongi soal itu. Tapi tidakkah kau ingin melihat akhir dari cerita ini? Bagaimana jika bab berikutnya penuh dengan halaman yang menghiburmu dengan kebahagiaan sederhana yang tiba-tiba muncul tanpa kau duga?


Jadi, TOLONG TETAPLAH HIDUP 🙂




Learning Self-Confidence from a Little Bird

In a dense forest, there lived a little bird named Pipit. Pipit was known as a shy bird who always felt inadequate. She avoided flying high ...