Rabu, 22 Januari 2025

Rintik Yang Merindu

Di bawah langit yang kelabu,

hujan jatuh seperti luka lama yang baru.

Rintiknya menari di atas tanah basah,

seakan menyanyikan lagu yang penuh resah.


Aku menatapnya dari balik jendela,

membiarkan dingin menyusup ke sela-sela jiwa.

Setiap tetes yang jatuh ke bumi,

menggurat cerita pilu yang tak pernah usai di hati.


Hujan adalah pelukan yang tak sampai,

rindu yang karam di tengah gelap.

Setiap gemericik menyebut namamu,

meninggalkan jejak di relung kalbu.


Aku bertanya pada awan yang menangis,

mengapa luka ini tak pernah habis?

Namun jawabnya hanya angin yang berlalu,

menghapus jejak, namun tak pernah menyapu pilu.


Hujan ini tak pernah biasa,

ia membawa kenangan yang terasa sia-sia.

Meski dingin menusuk hingga ke tulang,

aku tetap menunggu, meski tahu kau tak akan pulang.



_disudut kamar_

(Miyu_Takanori)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Learning Self-Confidence from a Little Bird

In a dense forest, there lived a little bird named Pipit. Pipit was known as a shy bird who always felt inadequate. She avoided flying high ...